Menghadapi Black Campaign (Kampanye Hitam)


[pks-cibitung.com] Tim Media SIPITUNG menemukan sebuah Baliho yang menyudutkan pasangan SAJA di dekat Pasar Induk Cibitung, Selasa (20/12). “Dipasangnya tengah malam tadi pak (dinihari, red.). Masangnya juga kayak ketakutan gitu ….,” ujar salah seorang tukang ojek di dekat lokasi Baliho. Disebutkan bahwa SAJA adalah seorang Salafi dan Wahabi. Sementara itu di tempat lain, tepatnya di dekat perempatan Kota Legenda pinggir Kali Malang, ada juga Baliho yang menyebutkan bahwa kaum Nahdhiyin disebut sebagai pengkhianat, karena memilih SAJA.

“Ini black campaign murahan, dan tidak perlu ditanggapi secara serius oleh PKS,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PKS, Imam Hambali, saat dikonfirmasi SIPITUNG, Selasa (20/12/2011).

Dan karena merupakan kampanye murahan maka PKS merasa tidak terganggu. Namun demikian Imam Hambali mengatakan pihaknya akan mencari sang pembuat Black Campaign dan akan memprosesnya. Mereka berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kampanye hitam itu dan mampu mengungkap siapa pelaku pemasangnya. Terkait temuan tersebut, polisi masih menunggu rekomendasi dari Panitia Pengawas Pemilu.

Istilah black campaign bagi masyarakat umum mungkin lebih sering didengar pada masa pemilu atau pilkada saat ini, dimana tersebar isu negatif mengenai salah satu calon atau peserta. Black campaign, atau kampanye gelap pastinya ditujukan untuk ‘menjatuhkan’. Black campaign, tidak ubahnya seperti halnya ‘white’ campaign seperti halnya yang sering kita jumpai, akan tetapi black campaign sudah pasti menggunakan cara – cara yang kotor, menipu dan tidak beretika. Siapapun pasti bisa menjadi korban black campaign, dan bahkan kita seringkali tidak bisa menduga kapan dan siapa pelakunya. Dan pastinya, kita bisa dibuat jengkel, stres, ataupun marah terhadap black campaign itu. Apalagi jika melihat budaya di negeri ini yang sangat suka ‘membeo‘, dan meyakini ‘kebenaran ucapan’ dari seseorang tokoh yang sangat di hormatinya. Dan itu artinya, mereka bisa dengan mudah diprovokasi melalui black campaign tersebut.

Pengertian Black Campaign

Menurut Wikipedia, Black Campaign artinya Penggunaan metode rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang tersebar mengenai sasaran kepada para kandidat atau calon kepada masyarakat agar menimbulkan presepsi yang dianggap tidak etis. Di dalam melakukan sebuah black campaign, dibutuhkan strategi yang rapi, namun tajam, dan semuanya itu sudah pasti membutuhkan observasi, pengumpulan data, analisis, dsb. Jika black campaign dilakukan dengan tidak teratur, maka akan mudah dipatahkan oleh korbannya, dan bahkan si korban bisa dengan mudah melacak siapa pelakunya. Dan itulah kenapa black campaign juga membutuhkan sejumlah biaya yang cukup besar pula, sama seperti halnya ‘white’ campaign.

Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia pelaku – pelaku black campaign juga teramat banyak, dan bahkan kita tidak bisa membedakan mana yang “Black”, dan mana yang “White”, karena didalam black campaign yang terjadi, pada umumnya berjalan secara rapi, meskipun cukup banyak juga pihak – pihak yang cerdas didalam menentukan manakah yang “Black”, dan mana yang “White”.

Didalam melancarkan serangan black campaign, media massa sangat berperan erat didalam hal ini, yang sudah pasti melibatkan tokoh – tokoh yang dianggap mampu memberikan pengaruh, dengan berbagai jurus retorika, dan ahli didalam memutarbalikan fakta. Dan seluruh jurus yang mereka lancarkan, apabila di cerna oleh orang awam, seolah – olah hal tersebut benar, karena disamping mampu menunjukkan bukti – bukti yang ‘akurat’, juga mampu ‘mencuci otak’ para audiencenya.

Sedangkan di dunia maya, atau internet, black campaign bisa dengan mudah kita jumpai, melalui mesin penelusur, seperti halnya Google, Bing, Yahoo, dll. Salah satunya di http://klikm.net. Pada umumnya, semua blog menggunakan judul yang sama pada artikel yang mereka publish, entah menggunakan ‘title’ penipu, koruptor, bohong, dan masih banyak lagi.

Mereka yang melakukan black campaign, adalah pihak – pihak yang merasa terancam, takut, dan takut kehilangan sesuatu. Dan tanpa kita sadari, black campaign akan selalu ada disetiap jaman, mulai dari dahulu kala, hingga dimasa yang akan datang. Dan akhir-akhir ini senjata itu mulai sering ditembakkan dengan tujuan menjatuhkan nama baik lawan dan mempengaruhi pemilih di bilik suara pada 11 Maret 2012 mendatang. Padahal Black campaign yang dilakukan oleh sekelompok orang itu sesungguhnya tidak memberikan solusi apapun. Dan terlepas dari urusan dosa ataupun tidaknya, black campaign hanya akan memicu dendam, dan ‘peperangan’ yang tidak akan berhenti, hingga satu pihak tersebut hancur, atau mengaku kalah.

Sungguh sangat disayangkan jika pesta demokrasi PILKADA yang baru akan dua kali dilaksanakan di Bekasi ini, tercoreng atas tindakan black campaign yang dilakukan oleh Tim Sukses “lain”. Dengan adanya kampanye hitam ini para calon hanya disibukkan dengan urusan mencari-cari kesalahan kandidat lain. Dan pada saat yang bersamaan, pasangan yang lain juga akan melakukan hal yang sama. Maka jadilah mata rantai ketidakcerdasan dalam berkampanye.

Padahal, para kandidat punya tanggungjawab besar dalam menghadirkan tawaran terbaik bagi masyarakat. Mereka harusnya berlomba menawarkan kebaikan. Kebaikan dalam makna pemikiran, visi, misi, program dan komitmen bagi masa depan Bekasi. Sehingga, rakyat tinggal memilih, pasangan mana yang terbaik, yang santun, yang beretika dan memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana membawa Bekasi lebih sejahtera. Kampanye adalah kesempatan untuk mengutarakan dan menuai ide-ide dan program unggulan. Bukan dengan Black Campaign.

Seharusnya kampanye dijadikan ajang untuk menyampaikan visi-misi dari masing-masing pasangan calon, bukan sebagai ajang untuk saling menjatuhkan lewat black campaign. Visi-misi tersebutlah yang diuji dalam bentuk kampanye dialogis. Satu hal yang penting digagas dan dilakukan adalah bagaimana para calon berlomba menawarkan solusi terbaik dari setiap persoalan masyarakat Bekasi.

Masyarakat Bekasi tidak ingin momentum PILKADA mengundang pertikaian, apalagi menjadi kesempatan untuk saling memburukkan. Kompetisi yang sehat mesti digagas dan dikerjakan melalui kesediaan mengutamakan etika, kesantunan dan kualitas diri. Dan dengan kompetisi yang sehat, rakyat bisa memilih calon pemimpin yang sesuai dengan hati nuraninya

Kesimpulannya adalah, JANGAN MELAKUKAN BLACK CAMPAIGN! Bagi pemilih hendaknya bersikap lebih rasional, bijaksana dan logis dalam menghadapi isu-isu negatif seputar Black Campaign. Penting untuk memahami profil dan rekam jejak dari masing-masing kandidat yang hendak dipilih, termasuk mencari informasi mengenai kebenaran isu (black campaign) yang beredar.

Di sinilah peran public relation dari setiap kader, mampukah memanfaatkan momen black campaign untuk menarik perhatian publik sekaligus mengangkat citra pasangan SAJA?

2 pemikiran pada “Menghadapi Black Campaign (Kampanye Hitam)

  1. Ping balik: Analisa Statistik Blog SIPITUNG |

Tinggalkan komentar