Menanti Ramadhan


image

By : Fenty Thahir

Assalamualaikum sahabat, ku sapa kalian yang membaca ini dengan cinta, sebab dengan cintalah semua menjadi indah. Islam pun datang dengan cinta dan kasih sayang.

Sahabat, aku menulis ini tuk luapkan apa yang ingin ku tuangkan dengan kata-kata, namun aku sulit ungkapkan secara langsung. Tak mengapa ku rangkai kata-kata ini tuk mewakili rasa ku hari ini, saat ini.

Sahabat, tau kah kau, ketika ku sendiri seperti saat ini, ingin sekali ku menangis keluarkan semua sesak ini. Aku malu ..aku malu karena ternyata Allah teramat sayang padaku, namun ibadahku?? Terlihat stagnan…tiada perubahan.

Padahal bulan suci sebentar lagi menyapa kita. Dan untuk yang ke sekian pula kita berharap bulan suci ini dapat kita jalani sebaik-baiknya, cuma harapan dan tidak terwujud. Sedih sungguh.

Sahabat, teramat sedih lagi bila ingat betapa sibuknya kita tuk dunia kita. Persiapkan yang terbaik tuk kegiatan-kegiatan dunia kita. Lalu akhirat?? Hiks, mau ditaruh dimana ya wajah ini?

Sahabat, terkadang kita kuat bahkan teramat kuat bertahan untuk tetap istiqomah di jalan ini, namun kadang goda dan coba datang meluluh lantakkan pertahanan ini.

Dan lagi-lagi kita berharap sungguh, kita bisa bangkit dari keterpurukan ini mencoba menjadi pribadi yang istiqomah. Memang mempertahankan itu sulit dibandingkan memulai, namun dapat mempertahankan yang telah dimulai itu menjadi hal yang luarbiasa dan teramat indah untuk dikenang. Bahwa ternyata kita bisa, bisa bertahan diantara yang berguguran.

Sahabat, kita bertahan yuk? Untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ibadah sunnah kita tingkatkan selain ibadah wajib kita, tilawah kita, sedekah kita. Ah, alangkah indah jika kita bersama saling mengingatkan. Yang lalu biarlah berlalu, jadikan ia cermin tuk menapak lebih baik lagi, songsong hari depan dengan lebih baik  dan dengan semangat baru, bahwa harapan itu masih ada. (Sb)

Tinggalkan komentar