Opini : Menyatukan PKS dan Cibitung Menuju Masyarakat Madani


Oleh : David Makmuryanto

(Mahasiswa IPB, Program Magister Professional Managemen Pembangunan Daerah)

Kehadiran sebuah partai politik di suatu daerah atau wilayah, idealnya adalah bukan hanya untuk memenuhi jumlah struktur cabang sebagaimana telah menjadi syarat berdirinya sebuah partai politik di Indonesia. Pun juga bukan hanya untuk melakukan kerja-kerja lima tahunan baik PEMILU DPR/DPRD/Presiden maupun PEMILU KADA, apalagi hanya sebagai aksesories yang tanpa nyawa dan aktivitas.  

            Sejatinya kehadiran sebuah partai politik di suatu daerah, dalam setiap kerja dan aktivitasnya tidak dibatasi waktu, kegiatan, sektor, momentum dan target yang ingin dicapai. Partai politik bebas melakukan kegiatannya sepanjang tidak melanggar hukum positif. Hal ini sangat selaras dengan tujuan partai politik didirikan yaitu sebagai sarana penyaluran dan memperjuangkan aspirasi, sebagai sarana pendidikan politik, pengkaderan calon pemimpin serta sebagai salah satu instrument yang turut mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan masyarakat dalam berbagai aspek melalui sarana maupun sumberdaya yang dimiliki oleh partai politik.

Demikian juga dengan PKS DPC Cibitung, dimana struktur dan seluruh kadernya memikul tanggung jawab untuk dapat memberikan kontribusi positif, masif dan nyata pada seluruh stake holder Cibitung baik pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat. Gagasan-gagasan kreatif harus senantiasa mengiringi kerja-kerja partai dalam semua sektor agar program partai sejalan dengan kebutuhan konsumennya (stake holder).

Salah satu teori paling mutakhir yang sedang berkembang dalam pembangunan daerah adalah teori partisipatif. Dimana setiap program dan kegiatan didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan daerah tersebut. Bukan top down dan bukan pula bottom up. Namun program dan kegiatan dibicarakan dan disusun bersama-sama mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal yang tidak kalah penting adalah bahwa setiap program harus terkait erat kondisi lokalitas daerah tersebut. Artinya program didasarkan pada kondisi wilayah secara geografis, sosial ekonomi dan budaya sehingga program yang ada akan mempunyai efek yang optimal serta tidak bertentangan atau tidak ada resistensi dari masyarakat. Sebaliknya, program akan langsung link and match karena berbasiskan kondisi lokal.

Aspek Geografis

Cibitung merupakan kecamatan yang sangat strategis baik dari sisi posisi, lokasi dan mempunyai jumlah penduduk yang besar. Secara posisi, Cibitung terletak di tengah-tengah Kabupaten Bekasi yaitu antara Tambun dan Kedungwaringin di timur dan barat serta antara Muaragembong dan Bojongmangu di utara dan selatan. Posisi strategis ini idealnya sebagai pusat pemerintahan kabupaten karena dapat diakses dari semua kecamatan dan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.

Konsekuensi logis dari wilayah geografis yang strategis ini adalah pesatnya peran alat transportasi. Baik angkutan umum maupun pribadi. Menangkap kondisi tersebut, program yang dijalankan dapat dikaitkan dengan sektor transportasi misalnya dakwah dan pemberdayaan tukang ojek dan sopir angkot, penyebaran bulletin, pengumuman dan stiker di angkot/bis umum dan banyak lagi lainnya.

Aspek Sektor

            Wilayah Cibitung sangat identik dengan wilayah industri. Dapat kita temui bahwa banyak sekali industri di wilayah tersebut.  Mulai dari kawasan MM2100 yang berisi ratusan usaha besar, sedang dan kecil maupun perusahaan atau industri yang tidak berada di dalam kawasan.

            Industri yang banyak dijumpai adalah industri logam dan spare part dimana industri tersebut banyak menyerap tenaga kerja sehingga rata-rata penduduk Cibitung banyak yang berada pada sektor tersebut.

Konsekuensi logis dari kondisi ini adalah bayaknya karyawan dan buruh serta kos-kosan. Sehingga karyawan dan buruh pabrik merupakan target program yang potensial sebagai sarana rekruitmen kader mapun untuk sosialisasi kegiatan partai. Banyak kos-kosan akan sangat memudahkan pelaksanaan program karena sudah ter-cluster sehingga untuk mobilisasi atau pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan terpusat.

            Program lain yang bisa dibuat adalah mengadakan latihan kerja atau mendirikan BLK (Baai Latihan Kerja) serta investasi pada usaha kos-kosan.

Aspek Usia Penduduk

            Menurut data BPS Kabupaten Bekasi pada tahun 2008, jumlah penduduk yang paling banyak adalah pada kelompok umur 20-34 tahun. Artinya penduduk yang paling banyak adalah pada usia lulusan smu atau mahasiswa hingga pada usia yang sudah bekerja sekitar 1-10 tahun atau baru berkeluarga hingga punya anak sekitar 2-4 orang anak.

            Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan penduduk Kabupaten Bekasi adalah pemuda dan usia produktif. Data dan fakta tersebut jika ditindaklanjuti dengan program, maka akan mengarah pada program yang berorientasi pada pengembangan usia muda dan produktif. Bisa fokus ke mahasiswa dan karang taruna, kepada karyawan dan buruh pabrik hingga pada keluarga baru atau sampai pada keluarga yang punya anak 1-4 orang anak. Ibarat menjaring ikan, kita melakukannya di tempat yang banyak ikannya sehingga kemungkinan hasil yang didapat lebih besar daripada mejaring di tempat yang jumlah ikannya sedikit.

Aspek Gender

            Data BPS Kabupaten Bekasi juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut gender yang paling banyak adalah laki-laki dibandingkan perempuan. Namun kebanyakan dari perempuan tersebut adalah ibu rumah tangga. Fakta ini perlu ditangkap dengan program-program yang fokus pada pemberdayaan perempuan seperti pelatihan atau seminar tentang kesehatan reproduksi, pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga dan sebagainya.

Paparan dan gagasan diatas hanyalah sebagai stimulus awal dan penggugah pandangan bahwa program DPC PKS haruslah berbasiskan pada kondisi lokal. Kearifan lokal harus menjadi acuan sebelum merencakan dan melaksanakan program. Selain lebih mudah dan cepat menyatu dengan konstituen, program juga akan minim resistensi. Sehingga usaha-usaha untuk turut memberikan kontribusi positif dan nyata dapat terimplementasi dengan baik untuk mencapai tujuan partai yang salah satunya membangun masyarakat madani.

            Masih banyak telaah dan studi yang harus dilakukan untuk merumuskan basis suatu daerah yang nantinya akan menjadi acuan program DPC PKS Cibitung. Jika hal tersebut dapat terlaksana maka bukan tidak mungkin akan dapat menjadikan DPC PKS menyatu dengan Cibitung beserta seluruh komponennya (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat).

            Tidak mudah namun dengan segenap usaha, doa dan izin Allah SWT, Insya Allah dapat tercapai. Amin. Wallahu’alam Bishowab.

Tinggalkan komentar