Bagaimana Jawa Barat Memaknai Kemerdekaan


image

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan saat memimpin upacara 17 Agustus

PKS-Cibitung.Com [TM]
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini, tanggal 17 Agustus 2014, kita masih dapat memperingati Hari Ulang Tahun Ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Barat, dengan penuh khidmat dan rasa syukur.

Pada kesempatan yang membahagiakan ini, Saya mengajak para hadirin untuk kembali merenungkan dan meneladani nilai-nilai kebangsaan dan semangat kejuangan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa dan pejuang kemerdekaan. Hakikat kemerdekaan sejatinya bukan hanya dimaknai terbebas dari belenggu penjajahan, namun kemerdekaan adalah kesempatan luas bagi suatu bangsa untuk hadir sebagaimana kodrat manusia sebagai pemakmur bumi atau khalifatullah fil ardhi yang memiliki semangat patriotisme baru. Patriotisme baru adalah semangat pengabdian kepada kesejahteraan negara, yang berarti peduli terhadap keseimbangan alam, serta tanggungjawab individual dan bangsa dalam membela keseimbangan tersebut.

Tema Nasional yang diusung pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah:“Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014, Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia yang Makin Maju dan Sejahtera”.

Tema tersebut mengisyaratkan pentingnya suksesi kepemimpinan nasional untuk pembangunan Indonesia secara berkelanjutan. Hal tersebut patut kita apresiasi bersama, karena agenda pembangunan bangsa merupakan tugas kolektif antargenerasi. Bagi Jawa Barat, tema tersebut menjadi tantangan besar, sekaligus mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk mengambil peran strategis dalam berbagai upaya memperbaiki kondisi internal Bangsa Indonesia, dalam rangka meningkatkan kualitas daya saing Indonesia dalam pergaulan global secara bermartabat.

Posisi daya saing Indonesia saat ini menempati urutan ke 38 dari 148 negara di dunia. Indonesia juga termasuk kedalam kekuatan ekonomi dunia yang diperhitungkan. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Jawa Barat harus mampu memberikan kontribusi positif dan mengambil peran kepeloporan, sekali lagi KEPELOPORAN, dalam meningkatkan daya saing Indonesia pada skala global. Dan kita juga harus menyadari, bahwa realitas dan situasi global kedepan akan lebih menantang dan sangat dinamis. Perubahan dunia akan begitu cepat terjadi, baik di bidang politik, keamanan, ekonomi maupun budaya. Terlebih, selangkah lagi kita akan memasuki pergaulan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community 2015 yang sudahkita siapkan secara bertahap, untuk merespon tiga pilar kerjasama utama, yaitu: pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi dan pilar sosial-budaya.

Berangkat dari hal tersebut, sudah saatnya kita harus merubah setiap tantangan menjadi peluang. Jawa Barat harus bergegas mempersiapkan diri untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya saing Indonesia di segala bidang, antara lain melalui:

1) Kesiapan dalam pengamanan produk bersertifikat

2) Kesiapan dalam membentuk tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus dan bersertifikat

3) Kesiapan membangun kehandalan jejaring global secara bermartabat.

Perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia perlu kita renungkan secara mendalam, sejak era Presiden Soekarno hingga era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tentu saja perjalanan tersebut bukanlah hal yang mudah dilalui oleh bangsa ini, namun penuh dengan ujian dan tantangan. Banyak hal yang telah kita capai, namun tidak sedikit pula pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Tetapi kita harus tetap optimis, bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara akan mencapai masa depan yang gemilang, yaitu Indonesia yang lebih maju dan sejahtera sebagaimana yang dicita-citakan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pembangunan bangsa kedepan harus senantiasa menerapkan prinsip keberlanjutan, yaitu prinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang”. Prinsip tersebut mencakup keseimbangan dan harmonisasi tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial-politik, dan perlindungan lingkungan.

Jawa Barat memiliki berbagai peluang strategis untuk berkontribusi dalam proses pembangunan bangsa Indonesia secara berkelanjutan. Peluang strategis Jawa Barat

ditunjukkan oleh besarnya jumlah penduduk yang mencapai 45,34 juta jiwa lebihatau sekitar 20 % dari total penduduk Indonesia.

Kondisi capaian IPM Jawa Barat pada Tahun 2013 sebesar 73,40 poin,

dengan Indeks Pendidikan 82,31 poin, Indeks Kesehatan 72,99 poin,

dan Indeks Daya Beli sebesar 64,89 poin dengan Paritas Daya Beli 640,80 ribu rupiah.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat pada Tahun 2013 dapat dipertahankan diatas 6%,

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita (adhb) Jawa Barat Tahun 2013 sebesar 23,60 Jutarupiah atau meningkat 83,02% dari PDRB Tahun 2007 sebesar 12,89 Juta rupiah.

Inflasi pada Triwulan II Tahun 2014 sebesar 3,71 %.

Penduduk miskin Tahun 2013 sebesar 9,61% atau berhasil diturunkan 3,94% dari Tahun 2007 sebesar 13,55% dengan rata-rata penurunan 0,79% per tahun.

Mengurangi lahan kritis dari 175,79 ribu hektar pada Tahun 2008 menjadi 21,46 ribu hektar pada Tahun 2013 sebagai upaya mewujudkan prinsip pembangunan berkelanjutan ditopang dengan Gerakan Citarum Bersih, Sehat, Indah dan Lestari, yang dikenal sebagai Citarum BESTARI.

Disamping potensi dan capaian tersebut, Jawa Barat memiliki berbagai peluang strategis lainnya, antara lain:

a) dalam Konteks Nasional, Jawa Barat memiliki: pusat industri manufaktur dan industri strategis nasional, instalasi vital nasional (pendidikan tinggi, litbang dan hankam) yang berkelas dunia

b) Kontribusi terhadap Nasional: PDB Nasional sebesar 14,33%, PDB industri manufaktur sebesar 60%, Penanaman Modal Asing Jawa Barat sebesar 34,46%, produksi beras nasional sebesar 17,76%

c) Kontribusi terhadap Regional Jawa Bali : listrik 4.654 Megawatt, 40 DAS, debit air permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/tahun

d) Kontribusi terhadap Ibukota Negara: air baku, bahan pangan, serta lahan dan infrastruktur pendukung.

Berdasarkan kondisi capaian pembangunan dan potensi strategis tersebut, sudah saatnya kita rancang bersama untuk menjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi Strategis Nasional, berperan sebagai pelopor, rujukan nasional, serta menjadi simpul pergerakan kemajuan bangsa Indonesia yang berdaya saing tinggi pada skala global.

Alhamdulillah, berkat dukungan semua pihak, terlebih dukungan dari DPRD Provinsi Jawa Barat, pada Tahun 2014 telah berhasil diraih sebanyak 18 (delapan belas)penghargaan, sehingga total penghargaan yang telah berhasil diraih dalam kurun waktu 2008-2014 mencapai 150 (seratus lima puluh) penghargaan. Salah satu penghargaan yang membanggakan adalah meraih opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dariBPK-RI selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak Tahun 2012 sampai dengan 2014. Selanjutnya, apresiasi yang tinggi patut kita sampaikan
kepada 5 (lima) kabupaten/kota yang telah berhasil meraih opini WTP dari BPK-RI, yaitu: Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kota Cimahi, Kota Depok dan Kota Banjar. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi bagi pemerintah kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat untuk meraih opini WTP yang dipersiapkan sejak tahapan perencanaan pembangunan. Saya mentargetkan dan akan memandu untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat selambat-lambatnya pada Tahun 2017meraih opini WTP.

Pada periode pembangunan 2013-2018, telah dilaksanakan pendekatan pembangunan tematik sektoral dan tematik kewilayahan, dimana perwujudan tematik tersebut dilaksanakan melalui pendekatan 10 (sepuluh) fokus pembangunan yang dinamakan Sepuluh Common Goals Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu:

1) Peningkatan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan,

2) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan Kesehatan

3) Infrastruktur Wilayah, Energi dan Air Baku

4) Ekonomi Pertanian

5) Ekonomi Non Pertanian

6) Sumberdaya Alam, Lingkungan Hidup dan Kebencanaan,
7) Pengelolaan Seni, Budaya, Wisata serta Kepemudaan dan Olah Raga

8) Ketahanan Keluarga dan Kependudukan

9) Kemiskinan, PMKS dan Keamanan

10) Modernisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan.

Sepuluh fokus pembanguan tersebut ditopang dengan penerapan 5 (lima) Kebijakan Strategis Operasional, yaitu:

1) Melanjutkan program-program pembangunan yang sudah baik untuk direplikasi ke berbagai daerah

2) Menuntaskan program-program pembangunan untuk segera dapat dimanfaatkan

3) Memberi dukungan pada program-program pembangunan hasil kreasi aneka aktor pembangunan

4) Reposisi dengan menerapkan strategi baru untuk menyelesaikan hambatan

5) Reorientasi dengan melakukan pembangunan bersifat terobosan, yang mengedepankan kerjasama dengan Bupati dan Walikota, tentunya dengan dukungan dari Pemerintah Pusat.

Pada kesempatan ini, secara khusus Saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama melaksanakan berbagai program Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, yang betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat secara mendasar, yaitu:

1) Menuntaskan Pendidikan SD, SLTP dan SLTA di seluruh Jawa Barat, serta pembangunan 20.000 Ruang Kelas Baru, bukan hanya untuk SD, SLTP dan SLTA namun didedikasikan juga untuk seluruh perguruan tinggi swasta di Jawa Barat dan melanjutkan dukungan proses penegerian Perguruan Tinggi Swasta atau penerapan skema perguruan tinggi di luar domisili (PDD). Selain itu dilaksanakan juga pembangunan kobong untuk pesantren-pesantren yang tersebar di Jawa Barat

2) Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit berprestasi dan guru dalam bentuk Beasiswa Gubernur atau Governor List Scholarship dan beasiswa bersifat umum

3) Revitalisasi posyandu dan dana operasional kader posyandu

4) Membuka 2 juta serapan tenaga kerja baru dan mencetak 100.000 (seratus ribu) wirausahaan baru Jawa Barat

5) Alokasi 4 (empat) Triliun untuk infrastruktur desa dan perdesaan

6) Rehabilitasi 100.000 (seratus ribu) rumah rakyat miskin

7) Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di berbagai kawasan

8) Pembangunan Gelanggang Olahraga di kabupaten/kota.

Untuk sukses pembangunan secara berkelanjutan di Jawa Barat, dibutuhkan transformasi paradigma tata kelola pemerintahan dalam 4 (empat) tema, yaitu:

1) Transformasi kesisteman, melalui pembangunan dan penerapan kesisteman yang akrab dengan pengguna dan pemanfaat (user friendly)

2) Transformasi kepemimpinan dan birokrasi, melalui komitmen seluruh tingkatan pemerintahan dan jajaran birokrasi
dalam mencapai target-target pembangunan secara kolektif, dengan sinergitas lintas pemerintahan dan multi pihak

3) Transformasi kesiapan masyarakat dalam beradaptasi untuk melakukan transformasi, melalui pembangunan IMTAQ dan IPTEK secara berkeseimbangan

4) Transformasi kelembagaan, melalui penerapan kombinasi organisasi vertikal dan organisasi horisontal.

Juga dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan desa, maka diperlukan penerapan konsep DESA MEMBANGUN secara utuh, dengan memerankan desa sebagai pusat pertumbuhan sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi, sehingga arus urbanisasi lebih terkendali. Untuk itu, skenario pembangunan desa di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Oleh karena itu, Saya menghimbau agar para Kepala Desa dan jajarannya untuk mempersiapkan diri dalam memimpin pembangunan desa secara menyeluruh yang bermutu, dan akuntabel, serta mempersiapkan diri dalam mengelola dana pembangunan desa yang cukup besar dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Pada kesempatan yang baik ini, Saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk mensukseskan beberapa agenda pembangunan untuk kepentingan publik di Jawa Barat,
antara lain:

1) Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat dan Aerocity sebagai kawasan industri di Majalengka dengan menerapkan konsep pembangunan AEROTROPOLIS yang berarti kawasan industri sebagai mesin ekonomi atau economic engine

2) Pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan

3) Pembangunan Tol Cikampek – Palimanan

4) Pembangunan Tol BIUTR (Bandung Intra Urban Toll Road)

5) Pembangunan Tol Cileunyi – Tasikmalaya

6) Pembangunan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi

7) Pembangunan Monorail Bandung Raya

8) Penyelesaian pembangunan waduk Jatigede multifungsi untuk irigasi dan pembangkit listrik 110 Megawatt

9) Pembangunan koridor Jabar Selatan dan koridor Jabar Utara

10) Pembangunan Pusat Seni dan Budaya berskala dunia

11) Pembangunan destinasi wisata siap kunjung berkelas dunia

12) Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka dan Nambo

Berbagai pembangunan tersebut, merupakan bagian dari pembangunan 3 (tiga) metropolitan di Jawa Barat, yaitu

1) Metropolitan Bandung Raya

2) Metropolitan Bodebek-Karpur

3) Metropolitan Cirebon Raya

serta 3 (tiga) pusat pertumbuhan baru, yaitu

1)     Pusat Kegiatan Nasional Persiapan (PKNp) Pangandaran

2)     PKNp Rancabuaya

3)     PKNp Palabuhanratu, yang berperan sebagai penghela percepatan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014. Perwujudan metropolitan tersebut membutuhkan investasi yang lebih besar lagi, dimana pada Tahun 2013 nilai investasi di Jawa Barat mencapai sebesar 194,3 Triliun rupiah lebih. Perwujudan metropolitan juga membutuhkan kepastian hukum dan sinergi yang sangat kuat dari dunia usaha skala nasional maupun global.

Disamping itu, berbagai pembangunan non fisik sebagai program unggulan tetap dilanjutkan, antara lain: Pengembangan Koperasi berskala global, Kredit Cinta Rakyat, Jabar Mengembara di dalam negeri dan luar negeri, Ketahanan Pangan, Puskesmas Layanan Prima, dan lain sebagainya.

Selain agenda pembangunan tersebut, Jawa Barat tengah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaran PON ke XIX (sembilan belas) Tahun 2016, dengan mengusung 4 (empat) sukses, yaitu: sukses penyelenggaraan, sukses ekonomi, sukses prestasi, dan sukses administrasi.

Dalam rangka upaya menghadirkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik serta pemerintahan yang bersih dan terpercaya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan BPKP-RI untuk meningkatkan akuntabilitas dan asas kehati-hatian dalam tertib administrasi.

Secara khusus, Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada jajaran pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat periode 2009-2014 yang akan segera menyelesaikan masa baktinya. Selanjutnya, Saya menyambut dan mengucapkan selamat atas terpilihnya para anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2014-2019 yang sebentar lagi akan melaksanakan pengabdiannya.

Akhirnya, Saya mengajak kepada seluruh tingkatan Pemerintahan, Dunia Usaha, Akademisi, dan Komunitas, untuk tetap bersemangat dalam kebersamaan guna mempercepat pembangunan Jawa Barat yang lebih Maju dan Sejahtera, dalam skema implementasi prinsip pembangunan JABAR MASAGI. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk dan ridho-Nya kepada kita semua,
agar tetap berkomitmen, konsisten, terus optimis dan bersemangat dalam membangun Jawa Barat.[aheryawan.com]

Tinggalkan komentar