Seni Menata Hati Dalam Pergaulan


Oleh : Wiwik Wilasti (Caleg PKS Cibitung DPRD Kab. Bekasi nomor urut 8 8)

wiwik-aniPergaulan yang asli adalah dari hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Sebaliknya pergaulan yang penuh rekayasa tidak langgeng dan cenderung menjadi masalah.

1. AKU BUKAN ANCAMAN BAGIMU.
Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, “Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)
a. Hindari penghinaan.
Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, hanya akan menumbuhkan perasaan sakit hati serta rasa dendam.
b. Hindari ikut campur urusan pribadi.
Hindari ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan menimbulkan konflik.
c. Hindari memotong pembicaraan.
Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal. Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang arif pada waktu yang tepat.
d. Hindari membandingkan.
Jangan pernah membandingkan jasa, kebaikan, penampilan, harta dan kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga atau merasa terhina.
e. Jangan membela musuhnya atau mencaci kawannya.
Membela musuh maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Maka bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak.
f. Hindari merusak kebahagiannya.
Bila seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan negative yang akan merusak kebahagiaanya.
g. Jangan mengungkit masa lalu.
Bahwa setiap orang memiliki kesalahan, aib atau kekurangan yang sangat ingin disembunyikannya, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama denga mengajak bermusuhan.
h. Jangan mengambil haknya.
Jangan pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan terhadap hak seseorang akan menimbulkan rasa tidak suka yang tentu akan merusak hubungan. Kita harus belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan orang lain.
i. Hati-hati dengan kemarahan.
Kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan. Kita harus berlatih mengendalikan emosi dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai ucapan dirasakan berlebihan.
j. Jangan menertawakannya.
Hindari kebiasaan menertawakan seseorang. Ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati.
k. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU
a. Wajah selalu cerah ceria
Rasulullah SAW senantiasa berwajah ceria. “Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta”. (Sunan Abu Dawud).
b. Senyum tulus
Rasulullah senantiasa tersenyum dan sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum adalah sedekah. Senyum yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun. Senyum ini tidak dimiliki oleh orang-orang yang sombong dan orang yang busuk hatinya.
c. Kata-kata yang santun dan lembut.
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dan sampaikan dengan cara yang lembut dan menyenangkan. Sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabat. Hindari kata-kata kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, keras dan berlebihan.
d. Senang menyapa dan mengucapkan salam.
Upayakanlah selalu menjadi orang pertama dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tangan dengan penuh kehangatan dan keikhlasan, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah. Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.
e. Bersikap sopan dan penuh penghormatan.
Rasulullah jika berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.
f. Senangkan perasaannya.
Pujilah dengan tulus terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Jangan pernah kikir untuk berterima kasih.
g. Penampilan yang menyenangkan
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.
h. Maafkan kesalahannya
Jadilah pemaaf yang tulus terhadap kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia siapapun dan tentu akan mengangkat citra kita dihatinya.

3. AKU BERMANFAAT BAGIMU
Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang telah kita dapatkan, tapi dari nilai mamfaat yang ada dari kehadiran kita. Sebaik-baik diantara manusia adalah orang yang paling banyak
mamfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.
a. Rajin bersilaturahmi
Silaturahmi secara berkala dengan penuh perhatian dan ketulusan, akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi kalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.
b. Saling berkirim hadiah
Saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.
c. Tolong dengan apapun.
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga dan waktu. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah. Percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan dibalas dengan sempurna oleh Allah.
d. Sumbangan ilmu dan pengalaman
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, agar menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.
Insya Allah, jika hidup ini penuh manfaat, maka kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan terasa nikmat. Sesungguhnya kenikmatan kita adalah melakukan sesuatu untuk orang lain, semata karena Allah SWT.
Wallahu a’lam.

Tinggalkan komentar